RENUNG - RENUNGKAN

" Barangsiapa yang tidak menghadap Allah dengan kelembutan-kelembutan ihsan, maka ia akan diseret ke hadapanNya dengan rantai cobaan. Barangsiapa yang tidak mensyukuri beragam nikmat, maka ia menghadapi hilangnya nikmat-nikmat tersebut, dan barangsiapa yang mensyukurinya, sesungguhnya ia telah mempertahankannya dengan ikatannya."

YANG SUDI BERKONGSI IDEA, KOMEN ........ terima kasih

Friday, November 12, 2010

Kenali Tuhan lewat kegagalan


Setiap orang pasti pernah melalui pengalaman seumpama ini. Cuma mungkin berbeza dalam beberapa aspek.

Dengan cita-cita agung, serta harapan menggunung, meletakkan sesuatu matlamat yang jelas. Demi menggapainya, dirancang dengan sangat teliti, mengambil kira seluruh 'alam asbab. Digerakkan seluruh keupayaan yang ada. Memanfaatkan seluruh sumber yang diperlukan. Namun akhir natijahnya, tidak sebagaimana yang diharapkan, atau lebih parah lagi 'gagal' sama sekali.

Dari sirah juga kita mendapati Rasulullah saw telah melewati waktu yang panjang, selama 13 tahun, namun yang menyambutnya hanya segelintir. Menurut pendapat yang kuat selama lima tahun Rasulullah saw tanpa henti bekerja menyampaikan risalah, hanya 40 orang sahaja (digenapkan dengan kemasukan Saidina Umar ke dalam Islam) yang sudi, rela menyambut dakwahnya.

Begitu juga kita dapat saksikan bahawa jumlah mujahidin yang bersama di Medan Badar hanya tiga ratus lebih, itupun kebanyakan dari mereka adalah dari kaum Ansar. Gambaran bilangan kaum muslimin yang masih sedikit.

Keadaan sedemikian boleh saja menjadikan sesaorang jadi nanar, tidak 'siuman' untuk beberapa waktu, jika tidak benar pertimbangannya. Hal keadaan sedemikian kerap kali boleh menjuruskan sesaorang kepada putus asa. Dalam kondisi itu iman bisa teruji. Silap pertimbangan iman akan pudar...(kita mohon perlindungan kepada Allah).

Begitulah kita harus tahu bahawa ada takdir yang menentukan, ada sebab-sebab yang telah ditentukan, dan ada pula perjalanan takdir yang tidak ada seorang pun dapat mengubahnya. Sebagai hamba kita wajib mengetahui dan menginsafi hal tersebut sesungguhnya, bahawa ternyata ada tabir yang membatasi segenap tuntutan kita. Betapa pun hebat dan tinggi kepemimpinan kita, namun ada takdir yang tak seorang pun dapat keluar darinya.

Kerana itu Syaikh Ibnu 'Atha'illah berujar;
" Kekuatan hasrat tidak akan mampu menembus dinding takdir,"

Betapa pun tinggi hasrat kita, namun ada kekuasaan yang tidak bisa ditembus olehnya. Maka wajib kita menyerahkan segalanya kepada Allah, dan kita harus tahu bahwa ada takdir yang menentukan, ada sebab-sebab yang telah ditentukan, dan ada pula perjalanan takdir yang tidak ada seorang pun dapat mengubahnya.

Namun hal demikian tidak boleh disalah tanggap. Agama tidak menginginkan dan tidak juga mengizinkan kita melakukan sesuatu tugasan secara sembrono, tetapi Syara' menghendaki kita mencurahkan segenap kesungguhan, mengupayakan segala yang termampu, merencanakan yang terbaik untuk mewujudkan apa juga yang dituntut, kerana Sayyidina Ali krw pernah mengingatkan dengan; " Sesuatu kebenaran yang tidak sistematik akan dikalahkan oleh kebatilan yang sistematik dan terancang."

Maka setelah itu serahkanlah semuanya kepada Allah, dengan penyerahan total.

Firman Allah Surah Ali Imran : 159

" Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya."

Akhirnya, Sayyidina Ali berkata; " Jika kami mengatakan sesuatu, lalu hal itu terjadi, maka kami gembira satu kali. Namun jika hal itu tidak menjadi kenyataan, maka kami senang sepuluh kali. "

Sebahagian orang yang arif dalam menjawab pertanyaan " Dengan apa anda mengenal Rabb (Tuhan) anda ? " Ia menjawab, " Dengan gagalnya kemauan-kemauan yang keras."

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Demi Al-'Ashr : ayat 3. Kecil tapak tangan nyiru ditadahkan.