RENUNG - RENUNGKAN

" Barangsiapa yang tidak menghadap Allah dengan kelembutan-kelembutan ihsan, maka ia akan diseret ke hadapanNya dengan rantai cobaan. Barangsiapa yang tidak mensyukuri beragam nikmat, maka ia menghadapi hilangnya nikmat-nikmat tersebut, dan barangsiapa yang mensyukurinya, sesungguhnya ia telah mempertahankannya dengan ikatannya."

YANG SUDI BERKONGSI IDEA, KOMEN ........ terima kasih

Wednesday, September 14, 2011

Kata mutiara sipemburu syahid (2)

Dalam misi ke Mu’tah itu Abdullah bin Rawahah memacu kuda, dan di belakangnya ditumpangi oleh Zaid bin Arqam. Pada satu malam, di perjalanan itu Zaid terdengar Abdullah bin Rawahah berpuisi seolah-olah ditujukan kepada kudanya:

Bila tujuanku telah engkau dekatkan
Dan pelanaku telah engkau bawa
Sejauh empat hari berjalan
Setelah meninggalkan desa Hisa’
Disana bahagiaku nanti
Aku tidak akan kembali lagi
Ke tanah tempat lahirku

Para Mujahidin Mu’minin
Datang dan pulang kembali
Aku mereka tinggalkan
Di tanah Syam yang subur
Dan dalam waktu yang dekat
Engkaupun akan berangkat
Menghadap Malikurrahman….

Di sana nanti….
Aku tidak peduli lagi
Pucuk muda yang segar
Atau korma tua yang layu
Kerana hakikatnya sama.

Mendengarnya Zaid menangis teresak-esak.
Abdullah berkata : “ Mengapa engkau berduka, kalau Allah akan menghadiahkan kepadaku syahid……..”

Sewaktu kedua pasukan berhadapan dengan jumlah bilangan yang tidak seimbang, hampir saja menggoncangkan keutuhan tentera Muslimin, Abdullah Bin Rawahah tampil bangkit berpidato membakar kembali semangat seluruh tentera Muslimin.

“ Saudara-saudara kita kemari, adalah untuk memburu syahid, lalu mengapa kini kita takut menyongsong apa yang kita idamkan? Ingat, saudara-saudara, bahawa kita tidak berperang dengan jumlah yang banyak dan tidak pula dengan kekuatan kebendaan, tetapi kita memerangi mereka dengan kekuatan agama yang kita yakini, yang dengannya kita mulia di sisi Allah. Ayuh kita teruskan dengan hati yang tabah, pasti nanti kita akan mencapai satu diantara dua kebaikan; SYAHID atau MENANG.”

Benar sebagaimana pesan Rasulullah saw, setelah kedua-dua Panglima Besar Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abu Thalib gugur syahid, Abdullah bin Rawahah bergegas tampil mengomandan tentera Muslimin seraya bersajak:

Wahai diriku yang bimbang
Kalau tidak membunuh, engkau dibunuh
Ini telaga kematian
Sedang menanti mangsanya….

Kecintaan ku selama ini
Kini telah berwujud
Jika jejak Zaid dan Ja’far
Kau turuti, pasti bahagia.

Kalau kau mengundur diri
Kecelakaan telah menanti….

Wahai diriku yang celaka
Mengapa engkau tak suka kan Syurga ?
Berjanjilah dengan nama Ilahi
Bahwa engkau akan menuju Firdausi

Dengan sukarela engkau ke Syurga
Atau engkau tak ingin menempatinya?
Ah… alangkah lamanya
Engkau tenang bahagia….

Bukankah engkau hanya
Segumpal darah yang hina
Yang telah mengajak manusia
Menyembunyikan genderang perang ?

Maka menerpalah beliau ke tengah-tengah lautan musuh, menghayunkan pedang dan tombaknya, memberikan pukulan kematian yang bukan sedikit kepada tentera musuh. Namun akhirnya cita-cita Abdullah bin Rawahah di sampaikan Allah jua.

Setelah berita perang Mu’tah sampai kepada Junjungan Rasulullah saw, Baginda berujar antaranya ; “ …….Setelah itu mereka bertiga dibawa ke hadapanku dalam Syurga di atas geta emas tempawan…….”

Allahu Akbar !

1 comment:

  1. Salam.
    Bagaimana aku bisa dapat seperti mereka.
    Alangkah bahagia
    Mendapat anugerah olehNYA
    Allah Tuhan Rabb kita...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Demi Al-'Ashr : ayat 3. Kecil tapak tangan nyiru ditadahkan.